Saya lihat atapnya dari dulu tidak pernah berubah, tetap bambu dan sedikit berdebu. Walau begitu saya tetap suka dengan nuansanya. Bau alam yang jarang ditemui di rumah sendiri. Itulah keanggunan rumah nenek. Rumah seorang nenek yang saya kagumi dan menjadi panutan untuk menyusun hidup, lewat pengalamannya, lewat keuletannya, dan tetang kesederhanaannya.
Tidak banyak yang dilakukan di kampung halaman, hanya dua hari. namun, tidak ada yang sia-sia walau hanya sedikit waktu yang tergunakan. Disaat semua itu dilalui penuh dengan keseriusan, maka itu menjadi begitu berarti untuk tidak dilewatkan, walau hanya sekejap.
Walau pari (bakal beras) begitu banyak dan pastinya berat, tetapi tidak ada kekuatan yang melebihi kekuatan seorang nenek paruh baya pada saat menjemur, membalikan dan membungkus pari kedalam karung. Sungguh luarbiasa. Hari itu saya membantunya, walau tidak seberapa.
Kali ini, saya lihat nenek tengah termenung. Entah apa yang sedang beliau fikirkan. Tentang makannya besok? Ah tidak mungkin, Beliau tidak pernah seegois itu. Mungkin tentang cucunya yang baru lahir ke dunia. Yang beliau fikirkan ukan bagaimana memberikan yang terbaik untuk cucunya. Namun mengenai bapak dari cucunya tadi, apakah akan meninggalkannya selepas mempunyai anak? apakah ditinggalkan ditengah kesendirian hidup, setelah ditinggal oleh kakek? Kalau pesen saya sih satu untuk nenek. Tenang nek selama matahari masih terbit dari sebelah timur , maka kami akan selalu setia menghampiri walaupun ditengah kesibukan keduniawian. Kami selalu ada.
Tidak banyak yang dilakukan di kampung halaman, hanya dua hari. namun, tidak ada yang sia-sia walau hanya sedikit waktu yang tergunakan. Disaat semua itu dilalui penuh dengan keseriusan, maka itu menjadi begitu berarti untuk tidak dilewatkan, walau hanya sekejap.
Walau pari (bakal beras) begitu banyak dan pastinya berat, tetapi tidak ada kekuatan yang melebihi kekuatan seorang nenek paruh baya pada saat menjemur, membalikan dan membungkus pari kedalam karung. Sungguh luarbiasa. Hari itu saya membantunya, walau tidak seberapa.
Kali ini, saya lihat nenek tengah termenung. Entah apa yang sedang beliau fikirkan. Tentang makannya besok? Ah tidak mungkin, Beliau tidak pernah seegois itu. Mungkin tentang cucunya yang baru lahir ke dunia. Yang beliau fikirkan ukan bagaimana memberikan yang terbaik untuk cucunya. Namun mengenai bapak dari cucunya tadi, apakah akan meninggalkannya selepas mempunyai anak? apakah ditinggalkan ditengah kesendirian hidup, setelah ditinggal oleh kakek? Kalau pesen saya sih satu untuk nenek. Tenang nek selama matahari masih terbit dari sebelah timur , maka kami akan selalu setia menghampiri walaupun ditengah kesibukan keduniawian. Kami selalu ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar